Pentingnya menyelamatkan
generasi muda
Shalom, saya seorang guru dari tahun 2006an, jadi sebelum
saya beres kuliah saya udah jadi guru, dan saya lihat “pemandangan yang
mengerikan” dengan generasi2 sekarang, saya melihat anak-anak sekarang mudah
rapuh dan mengalami kemunduran secara fisik dan mental, kenapa bisa begitu? Itu
karena pertama adalah pola asuh orang tua yang semakin lama semakin kacau, ortu
tidak mendidik anak secara alkitabiah melainkan mengikuti pola dunia yang
semakin kacau. Yang kedua adalah karena makanan (yang semakin tidak sehat dan
makanan anak yang mengandung gizi berlebih). Yang kedua adalah lingkungan
sekitar (TV)
Mengapa generasi sekarang
menjadi mundur?
1.
Pola asuh ortu yang salah
Untuk pendahuluan mari kita buka dulu (Yoel
2:28) : Kemudian
dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua
manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu
yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan.
Disini
kita bisa melihat bahwa Tuhan memperhatikan generasi muda dan mau memakai
mereka, maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai partnernya Tuhan untuk
mewujudkan Firman Tuhan yang sudah tertulis dengan jelas disini. Kita harus
mendidik mereka dari kecil jangan sampai mereka sudah terbentuk menjadi pribadi
yang rusak pada masa remaja mereka, kenapa? Karena sudah jelas akan susah
dibentuk menjadi yang Tuhan inginkan. Saya pernah mendapatkan ayat (Yesaya 61:4) : Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad,
dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka
akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah
turun-temurun menjadi sunyi.
Yang
menarik perhatian saya adalah kata2 “membaharui kota-kota yang runtuh” apa
maksud nya disini? Seorang hamba Tuhan pernah menjelaskan : Bahwa seorang
tukang bangunan akan lebih susah untuk membangun suatu bangunan diatas bekas
reruntuhan/puing-puing bangunan dibanding dengan membangun suatu gedung diatas
tanah rata/tanah yang belum pernah dibangun apa-apa sebelumnya.
Apa
hubungannya? Tadi saya cerita kalau saya pernah menjadi guru TK sampai SMP,
saya juga belajar psikologi, teorinya berkata bahwa anak mudah dibentuk ketika
usia emas (0-5 tahun) disaat itu lah sangat menentukan mau menjadi apa anak itu
kedepannya. Mereka seperti bangunan yang dibuat ditanah rata. Sangat mudah dibentuk mau
menjadi seperti apa anak ini/bangunan ini. Tapi apa yang terjadi jika anak
remaja yang sudah terbentuk (terlanjur mudah sakit hati dengan orang, terlanjur
mudah tersinggung, terlanjur manja, kesombongan yang diturunkan dari orang tua)
mereka akan sangat sulit sekali untuk dibentuk, itu seperti kita harus
membangun ulang gedung yang sudah runtuh, gedung yang bocor disana-sini, gedung
yang pondasinya sangat rapuh siap rubuh, banyak puing-puing yang mengganggu
proses pembangunan gedung baru, itu semua benar-benar harus bersih disingkirkan,
dan itu butuh waktu dan proses yang tidak sebentar dan butuh ekstra kerja
keras. Bayangkan sekitar 13 tahun jiwa remaja telah terbentuk dari kecil sampai
besar diisi pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai dengan Firman oleh
orang-orang terdekat mereka dan kita sebagai orang luar harus merubah sifat/kejiwaan
mereka dengan waktu yang singkat, kalau bukan Tuhan yang bekerja pasti akan
sangat sulit dan bahkan dalam beberapa kasus tidak bisa ditangani lagi (ini
saya berbicara tentang yang ekstreem nya juga ya..)
Tadi
saya bicara saat ini banyak pengajaran yang tidak benar, nah ada seorang tokoh
namanya Benjamin Spock, dia lahir di Amerika dan mengajarkan kalau anak itu
tidak boleh dipukul, anak itu tidak boleh dimarahi, tidak boleh dibentak, harus
dikasi apa yang dia mau, dsb, dsb, dsb…wow luar biasa. Sekarang kita lihat apa
yang dikatakan ALkitab tentang ini Amsal 23:13-14
(13) Jangan menolak
didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.
|
mati,
|
Versi bahasa Indonesia sehari2) :
(13)Janganlah segan-segan mendidik anakmu. Jika
engkau memukul dia dengan rotan, ia tak akan mati
Dan kita lihat juga Ibrani 12 : 5-8
(5) Dan sudah lupakah kamu akan
nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku,
janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
(6) karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai
anak."
(7) Jika kamu harus menanggung
ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang
tidak dihajar oleh ayahnya?
(8) Tetapi, jikalau kamu bebas
dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak,
tetapi anak-anak gampang
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita itu
harus mendidik anak dengan tegas dan disiplin, kalau memang anak perlu dihajar
ya hajarlah dia, lebih baik dihajar ortu/guru dibanding dihajar oleh orang lain,
karena itu sudah hukumnya, anak yang tidak pernah dapat hajaran ortu atau
melarang guru untuk mendidik anaknya maka anak itu akan dihajar org lain,
ortu/guru menghajar anak masih dengan perasaan, lah kalo preman menghajar itu
seperti apa? Saya sebenarnya ada setujunya juga pendapat seperti itu, tapi
pengajaran itu tidak cocok untuk aspek yang lain, itu akan membuat anak menjadi
lemah tak berdaya. Saya setuju jika tidak semua orang perlakuannya harus sama,
ada yang harus lembut, ada yang harus keras, tapiii…..Apakah semua orang
mengerti akan hal itu??? Apakah semua orang peduli dengan hal itu?? Kebanyakan
orang mah ga peduli itu orang harus diperlakukan seperti apa, pokonya kalau
kamu salah saya siksa, kan gitu klo ngomong kasarnya mah…kita tidak bisa
mengharapkan semua orang berlaku lembut utnuk kita atau anak kita, nah kalau
anak kita sudah terbiasa kita perlakukan lembut, tiba2 dpt bos yang galak gmn??
Apakah kalian para ortu akan minta ke bos anak kalian…” bos tolong ya, ini anak
ga bisa dikerasin, bos itu ngomong nya harus baik2 ke dia, kalo bos ngomongnya
baik2, saya jamin deh anak ini pasti nurut” Helooo…? Dilingkungan keluarga / sekolah ya mungkin
bisa-bisa aja seperti itu, tapi di dunia luar sana yg kejam bagaimana? Apakah
si anak bsia bertahan? (ceritakan bbrp
kejadian konyol ttg kemanjaan org2 (ank mahasiswa,dll)) Cucu dari Benjamin
Spock mati bunuh diri, dan dia sendiri bercerai dengan istrinya, bagaimana
mungkin kita bisa mengikuti ajaran dia kalau keluarganya sendiri kacau seperti
itu? Apakah mau anak kita nanti mati bunuh diri karena pengajaran tersebut?
Karena dengan konyolnya tetap bnyk org yang mengadopsi pengajaran dia, termasuk
di Indonesia, anak tidak boleh dimarahin, klo dimarahin lgs lapor ke polisi,
perasaan jaman saya dulu kalo di tampar guru ga berani lapor ortu soalnya takut
ditambahin, klo anak skrg itu enak, pasti dibela ortu mau segimana salahnya anak
pasti dibela, ya siap2 aja metik hasilnya nanti di masa depan seperti apa kita
liat aja nanti…
Makanya
amat sangat penting untuk memberikan pendidikan yang benar pada anak usia dini.
Jaman sekarang banyak sekali ortu yang berkata “anak saya jangan sampai susah
seperti saya, harus lebih baik dari saya” Jadi apa yang ortu sekarang buat?
Benar-benar itu anak tidak dibuat susah, apa yang diminta anak pasti diberi
dengan sangat gampang bin mudah tanpa si anak bersusah payah untuk memperolehnya.
Saya setuju dengan perkataan “anak harus lebih baik dari pada ortu” Yesss….tapi
saya tidak setuju jika si anak tidak sampai susah seperti ortunya pada jaman
dulu.
Saya
akan menunjukkan betapa berbahayanya jika ortu memanjakan anak, saya akan
buktikan dengan beberapa contoh2 di Alkitab, dan ternyata mereka ini sebenarnya
adalah tokoh-tokoh besar Alkitab, tapi mereka gagal dalam mendidik anak, kita
akan belajar dari kesalahan mereka hingga kita bisa waspada dan tidak
mengulangi kesalahan2 mereka semua.
Sekarang
mari kita lihat contoh yang pertama:
(2 Sam 12:25) : Dan dengan perantaraan
nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN. Seorang
hamba Tuhan berkotbah tentang ini, dan ssebelumnya saya benar-benar tidak tahu
kalau Salomo itu seharusnya bukan bernama Salomo, tapi bernama Yedija. Lalu
mengapa tetap dinamai Salomo? Saya akan mengutip kotbah hamba Tuhan ini : Yedija
itu artinya “yang dikasihi Tuhan” bisa dilihat pada ayat sebelumnya dikatakan
“Tuhan mengasihi anak ini” Begitu Daud mendengar hal itu mungkin terbayang oleh
dia bagaimana kisah hidup dia sendiri, dia sangat sangat mengerti artinya
dikasihi Tuhan, Daud paham bagaimana cara Tuhan mengasihi dia, dikasihi Tuhan
itu berarti dia harus menghadapi mulut singa dan cakar beruang, dikasihi Tuhan
berarti dia harus menghadapi Goliat, dikejar-kejar Saul, dan sebagainya
sebagainya. Mungkin dalam hatinya dia berkata “anak saya jangan sampai susah
seperti saya, harus lebih baik dari saya” persis dengan yang dikatakan ortu2
jaman sekarang, “udah lah anakku ini ga usah ngalamin susah kaya ortunya, lebih
baik aku menamakannya Salomo saja (Shalom) biar hidupnya aman2 aja, ga usah
susah2, ga usah perang2 segala, tapi Daud lupa, tapi ortu2 skrg lupa bahwa
didikan dari Tuhan itu lah yang menjadikan Daud raja terbesar Israel sampai
sekarang, ortu2 lupa bahwa kesulitan-kesulitan itu lah yang membuat mereka
menjadi kuat dan sukses dan mampu menyekolahkan anak2nya sampai sekarang.
Sekarang lihat apa yang terjadi dengan Salomo? Dia memang menjadi raja yg
terkaya sesuai dengan harapan Daud, tapi bukan harapan Tuhan, Salomo semasa
hidupnya memang damai (shalom) sesuai dengan keinginan Daud tapi bukan
keinginan Tuhan, di akhir hidupnya Salomo berbalik setia, raja paling berhikmat
berubah setia dan menyembah berhala, Daud tidak sadar bahwa didikan Tuhan
itulah yang membuat nya SETIA sampai akhir!! Jangan tolak didikan Tuhan,
sesakit apapun itu baik untuk jiwa kalian. Terima didikan Tuhan karena kuk nya
Yesus yang kalian pikul, bukan yang lain.
Ok skrg
ke contoh yg 2 masih tetap Raja Daud, luar biasa….:
Kita
lihat 1 Raja 1 : 5-6
(5) Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan
berkata: "Aku ini mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan
kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di
depannya.
(6) Selama hidup Adonia ayahnya belum
pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?"
Ia pun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom.
Belum
lagi perkara Amnon, Tamar, dan Absalom, kalau saya jelaskan juga akan jadi
sangat panjang, kalian bisa baca sendiri di rumah kisahnya. Ok… Lihat ayat ini?
Apa namanya kalau bukan memanjakan anak?
Dan lihat hasilnya? Pemberontakan, pemberontakan, dan pemberontakan, banyak
nasib anak Daud berakhir dengan tragis. Berapa banyak anak yang meninggal
sia-sia karena narkoba, karena kecelakaan karena diberi kendaraan belum
waktunya, pergi dari rumah karena kecewa dengan ortu dan mengenal pergaulan
malam menjadi LGBT atau apapun…Dari mana akarnya kalau bukan dari pendidikan
ortu.
Kita
cepat saja ke contoh yang ke 3. Kita buka 1 Sam 3 : 13
(13) Sebab telah Kuberitahukan
kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa
yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi
ia tidak memarahi mereka!
Kalau
kalian baca semua kisahnya itu anak2 imam Eli sangat jahat kelakuannya, tapi
anehnya sama Imam Eli tidak pernah ditegur, dia hanya berkata “ayo jangan gitu
dong nak…itu tidak baik, itu dosa loh..” Tidak diberi pengertian, tidak diberi
teguran dengan keras, dan apa akibatnya? Seluruh keluarganya mati terbunuh.
Teguran itu menyelamatkan, bukan untuk menyakiti. Tadi saya bilang kalau ank
tidak dihajar oleh ortu/guru akan dihajar preman, nah ini lbh bahaya lg, apa
akibatnya klo sampai yg menghajar itu Tuhan?? Ngeri..
Ok
contoh terakhir ada di kitab Ayub 1 : 5
(5) Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu,
Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi,
bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka
sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan
telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub
senantiasa.
Kita
bisa lihat disini ternyata Ayub itu bukan bapa yang baik, karena terlihat
disini Ayub kurang bergaul baik dengan anaknya, ohh….mungkin ank saya seperti
ini, ohh…saya pikir,oh…oh…oh… hanya berasumsi saja, dan bukannya mendidik
anaknya untuk menguduskan diri mereka sendiri tapi malah Ayub mengerjakan
semuanya itu sendirian sedangkan anak2nya kerjanya hanya berpesta pora setiap
hari. Ortu macam apa yang hanya membiarkan anak2nya bermain2 setiap hari,
pesta2 tiap hari, ga ngajarin anaknya untuk beribadah menguduskan diri, memberi
persembahan, hanya Ayub saja yang melakukan itu semua sedangkan anak2nya
dibiarkan pesta2.
Disini
saya sudah membuktikan bahwa pengajaran ALkitab lebih hebat dari pada
pengajaran dunia yang hanya bisa memanjakan anak, dan kita juga sudah melihat
bukti2 nyata apa yang terjadi jika kita tidak mendidik anak kita dengan benar,
hasilnya akan dirasakan nanti bukan sekarang, jadi jangan kaget jika ternyata
anak2 kalian tidak menjadi sesuai yang kalian harapkan. Jadi tentukan lah
pilihan kalian sekarang, apakah kalian akan setia pada Alktab kalian atau ikut
pengajaran dunia? Pilihan ada ditangan kalian masing2 ingat anak itu titipan
Allah, ketika kalian salah didik anak, Allah juga yang akan sedih melihat itu
semua.