Shalom saudara/i terkasih dalam Tuhan Yesus Krsitus
Tuhan kita, kali ini saya mau membahas tentang judul diatas, why? Karena dalam
perenungan saya dalam kehidupan sehari-hari saya melihat kedua hal tersbut
sering kali tidak berimbang dalam kehidupan keseharian kita. Saya sering kali
heran dan bertanya-tanya kenapa bisa orang orang yang begitu dekat dengan Tuhan
bisa jatuh dalam dosa atau kelakuannya sangat mengerikan.
Dari situlah awal mula kenapa saya tertarik untuk
menemukan jawabannya dalam Tuhan. Dan dalam perenungan saya selama ini Roh
Kudus seperti mengingatkan saya akan adanya free
will atau kehendak bebas kita yang Tuhan berikan pada kita. Ketika kita
berdoa dan Tuhan berbicara pada kita atau meminta kita sesuatu hal, kehendak
kita lah yang menentukan apakah kita mau mendengarkan suara Tuhan atau
mengabaikannya (karena takut kehilangan/tidak percaya/atau apapun alasan kita
masing-masing) Seringkali permintaan Tuhan membuat kita shock setengah mateng,
itu baru omongan/permintaan Tuhan, belum lagi teguranNya yang membuat kita kejang-kejang
(marah, kecewa ,tidak terima, tersinggung dsb, dsb, dsb) mungkiiiinnn kalau
Tuhan sendiri yang bicara secara pribadi langsung dating dan ngomong sendiri
itu mungkiiiiinnnn juga kita tidak terlalu masalah (seperti Petrus yang
berkali-kali ditegur sangat keras oleh Tuhan Yesus dia tetap mengikuti Dia, tapi
juga fakta membuktikan itu bukan jaminan. Meskipun Tuhan dengan rendah hati mau
menemui kita tapi itu pun tidak menjamin kita berubah dan bertobat, contoh sederhana sudah jelas Yudas
Iskariot, meskipun hanya ditegur 1x tapi itu membuat jiwanya terganggun dan
hancur) Ok balik lg ke laptop, Tuhan amat sangat jarang menyampaikan sendiri
pesanNya, tapi Dia memakai orang lain untuk menyampaikan pesanNya, kalau
pikiran saya sih “ yaaa….masih mending lah kalau ditegur dengan orang yang
capable, punya kapasitas bagus untuk memberi nasihat” tapi kan tidak jarang
juga Tuhan memakai orang-orang yang tidak terduga, bahkan yang menurut kita
kapasitas dia itu dibawah kita, dan berani-beraninya dia menasehati kita, taah…itu
yang repot, keegoan kita, kesombongan kita pasti terusik, ketika itu terjadi
sudah pasti free will kita jalan,
kita lebih sering memilih tidak percaya dan mengikuti kata hati kita saja. Itu
sebabnya banyak orang jatuh meskipun sering berada dalam hadiratNya, seperti
Yudas yang sering dekat Tuhan Yesus tapi tetap jatuh karena memilih jalan
sendiri, jadi free will bisa jadi
pedang bermata dua bagi kita kalau salah menggunakannya.
Ketika mendengar jawaban dari Roh Kudus saya sempat
puas dengan jawaban tersebut, tapi ketika saya kembali merenungi jawaban itu
ntah kenapa hati saya tiba-tiba menjadi merasa tidak puas lagi dengan jawaban
tersebut, serasa masih ada yang kurang, saya tetap bertanya “tapi ko bisa sih??
Betul sih ada free will tapi kan klo
terus-menerus dalam hadiratNya harusnya kita PASTI berubah, seharusnya kita
menjadi tawanan Roh Allah yang mengatasi free
will kita. Kita harusnya dibasuh dan bermandikan kemuliaan hadirat Allah, seharunya bisa dengan mudah berubah
dengan pertolongan Tuhan karena kita dekat dengan Tuhan. Jadi kenapa??” Saya
terus mempertanyakan dan merenungkannya kembali, karena bagi saya itu hal yang
aneh, dekat dengan Tuhan tapi tetap jatuh/dekat dengan Tuhan tapi kelakuannya “haleluya
bgt”.
Akhirnya Roh Kudus memberikan pengertian/jawaban
berikutnya, seperti tulisan saya tentang Roh dan Firman harus berjalan
bersama-sama, kalo yang ini Roh Kudus bilang kalau Kerohanian dan Karakter
harus berjalan beriringan, tidak bisa jalan sendiri-sendiri, tidak bisa mengutamakan
yang satu dan meremehkan atau bahkan menghilangkan yang lain. Saya melihat ada
gereja yang :
1. Mengutamakan kerohanian mereka tanpa memperkuat
karakter mereka masing-masing (yang jadinya orang-orang diluar mereka akan
berkata mereka munafik karena ketika digereja, berdoa, dan menyembah mungkin
membuat malaikat juga minder, tapi kalau diluaran kelakuan mereka membuat iblis
minder).
Mereka merasa dekat dengan Tuhan, jadi ketika
ditegur tentang kesalahan-kesalahan mereka mereka tidak terima karena mereka merasa
lebih rohani dari pada yang lain, mereka merasa pasti dibela Tuhan, tidak ada
kerendahan hati, dan hanya ada kesombongan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri
para pelayan Tuhan saling sikut sana-sini, saling kepahitan satu sama lain,
saling menjelekkan dan menjatuhkan satu sama lain… ”oh..haleluya..” Bagi mereka
yang penting Kristusnya cukup buat mereka (Christ is enough for me) tapi mereka
tidak memperhatikan KARAKTER Kristus nya. Itu akan menjadi batu sandungan buat
orang lain, yang seperti ini diluaran terkenal dengan ejekan munafik, seperti
orang Farisi yang paham Firman Tuhan tapi tidak mau menjalankannya.
2. Ada gereja yang memperhatikan karakter tapi
mengabaikan kerohanian mereka (yang jadinya orang melihat mereka bertanya-tanya
bagaimana sih kerohanian mereka, ko mereka masih percaya kaya gitu-gituan sih? Ko
mereka jarang bgt baca Alkitab sih? Sebenernya Kitab suci mereka Alkitab atau
yang lain sih?)
Kalo yang ini, yang penting bagi mereka adalah
kelakuan baik, tunjukkan kasih Kristus pada semua orang. Betul ini sangat baik,
tapi kalau tanpa pengertian yang benar tentang Firman Tuhan tetap akan menjadi
batu sandungan, karena kebaikan mereka, mereka jadi toleran terhadap dosa, yang
penting hubungan baik dengan orang maka larangan atau ajaran Tuhan tegas pun
mereka tabrak. Saya pernah mendengar tokoh disalah satu gereja ini berbicara “bagi
saya merokok itu bukan dosa, itu hanya perbuatan tidak baik saja” bahkan banyak
sekali pelayan-pelayan Tuhan disini juga terang-terangan merokok. Karena
terlalu baik maka mereka mentolerir banyak dosa untuk bisa berbaur baik dengan
lingkungan sekitarnya.
Saya hanya melihat hanya ada 1 yang menggabungkan
kedua-duanya (pendapat pribadi doang ini mah, karena saya tidak mungkin
memperhatikan satu per satu, kaya kurang kerjaan aja. Hahhaa) Waw…Saya jadi
inget banget, dulu sekali saya pernah membayangkan kalau mereka digabungkan pasti
dasyat, gereja-gereja tersebut saling menguatkan dan saling membantu dalam
kelebihan mereka masing-masing tanpa saling menyerang satu sama lain. Itu akan
menjadi kekuatan besar dan memperbesar Kerajaan Allah, bukan memperbesar kerajaan
sendiri-sendiri. Tubuh Tuhan tidak terpecah-pecah, harus bersatu, tidak saling
egois dan merasa paling benar, karena pada kenyataannya semua pengajaran tidak aka
nada yang sempurna, semua itu hanya potongan puzzle yang kalau semua itu
digabungkan antara semua gereja bara akan menghasilan gambaran yang utuh,,Tubuh
Kristus yang sesungguhnya. Saya berdoa semua menyadarinya dan saling
merendahkan hati satu sama lain, duduk bersama-sama dalam tuntunan Roh Kudus
untuk membuat semua orang menjadi muridNya, jangan lupakan amanat agung Tuhan
Yesus sebelum Dia terangkat ke surga.
Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.