Senin, 01 Agustus 2016

Kerohanian dan Karakter harus berjalan bersama



Shalom saudara/i terkasih dalam Tuhan Yesus Krsitus Tuhan kita, kali ini saya mau membahas tentang judul diatas, why? Karena dalam perenungan saya dalam kehidupan sehari-hari saya melihat kedua hal tersbut sering kali tidak berimbang dalam kehidupan keseharian kita. Saya sering kali heran dan bertanya-tanya kenapa bisa orang orang yang begitu dekat dengan Tuhan bisa jatuh dalam dosa atau kelakuannya sangat mengerikan.
Dari situlah awal mula kenapa saya tertarik untuk menemukan jawabannya dalam Tuhan. Dan dalam perenungan saya selama ini Roh Kudus seperti mengingatkan saya akan adanya free will atau kehendak bebas kita yang Tuhan berikan pada kita. Ketika kita berdoa dan Tuhan berbicara pada kita atau meminta kita sesuatu hal, kehendak kita lah yang menentukan apakah kita mau mendengarkan suara Tuhan atau mengabaikannya (karena takut kehilangan/tidak percaya/atau apapun alasan kita masing-masing) Seringkali permintaan Tuhan membuat kita shock setengah mateng, itu baru omongan/permintaan Tuhan, belum lagi teguranNya yang membuat kita kejang-kejang (marah, kecewa ,tidak terima, tersinggung dsb, dsb, dsb) mungkiiiinnn kalau Tuhan sendiri yang bicara secara pribadi langsung dating dan ngomong sendiri itu mungkiiiiinnnn juga kita tidak terlalu masalah (seperti Petrus yang berkali-kali ditegur sangat keras oleh Tuhan Yesus dia tetap mengikuti Dia, tapi juga fakta membuktikan itu bukan jaminan. Meskipun Tuhan dengan rendah hati mau menemui kita tapi itu pun tidak menjamin kita berubah dan  bertobat, contoh sederhana sudah jelas Yudas Iskariot, meskipun hanya ditegur 1x tapi itu membuat jiwanya terganggun dan hancur) Ok balik lg ke laptop, Tuhan amat sangat jarang menyampaikan sendiri pesanNya, tapi Dia memakai orang lain untuk menyampaikan pesanNya, kalau pikiran saya sih “ yaaa….masih mending lah kalau ditegur dengan orang yang capable, punya kapasitas bagus untuk memberi nasihat” tapi kan tidak jarang juga Tuhan memakai orang-orang yang tidak terduga, bahkan yang menurut kita kapasitas dia itu dibawah kita, dan berani-beraninya dia menasehati kita, taah…itu yang repot, keegoan kita, kesombongan kita pasti terusik, ketika itu terjadi sudah pasti free will kita jalan, kita lebih sering memilih tidak percaya dan mengikuti kata hati kita saja. Itu sebabnya banyak orang jatuh meskipun sering berada dalam hadiratNya, seperti Yudas yang sering dekat Tuhan Yesus tapi tetap jatuh karena memilih jalan sendiri, jadi free will bisa jadi pedang bermata dua bagi kita kalau salah menggunakannya.
Ketika mendengar jawaban dari Roh Kudus saya sempat puas dengan jawaban tersebut, tapi ketika saya kembali merenungi jawaban itu ntah kenapa hati saya tiba-tiba menjadi merasa tidak puas lagi dengan jawaban tersebut, serasa masih ada yang kurang, saya tetap bertanya “tapi ko bisa sih?? Betul sih ada free will tapi kan klo terus-menerus dalam hadiratNya harusnya kita PASTI berubah, seharusnya kita menjadi tawanan Roh Allah yang mengatasi free will kita. Kita harusnya dibasuh dan bermandikan kemuliaan hadirat  Allah, seharunya bisa dengan mudah berubah dengan pertolongan Tuhan karena kita dekat dengan Tuhan. Jadi kenapa??” Saya terus mempertanyakan dan merenungkannya kembali, karena bagi saya itu hal yang aneh, dekat dengan Tuhan tapi tetap jatuh/dekat dengan Tuhan tapi kelakuannya “haleluya bgt”.
Akhirnya Roh Kudus memberikan pengertian/jawaban berikutnya, seperti tulisan saya tentang Roh dan Firman harus berjalan bersama-sama, kalo yang ini Roh Kudus bilang kalau Kerohanian dan Karakter harus berjalan beriringan, tidak bisa jalan sendiri-sendiri, tidak bisa mengutamakan yang satu dan meremehkan atau bahkan menghilangkan yang lain. Saya melihat ada gereja yang :
1.      Mengutamakan kerohanian mereka tanpa memperkuat karakter mereka masing-masing (yang jadinya orang-orang diluar mereka akan berkata mereka munafik karena ketika digereja, berdoa, dan menyembah mungkin membuat malaikat juga minder, tapi kalau diluaran kelakuan mereka membuat iblis minder).
Mereka merasa dekat dengan Tuhan, jadi ketika ditegur tentang kesalahan-kesalahan mereka mereka tidak terima karena mereka merasa lebih rohani dari pada yang lain, mereka merasa pasti dibela Tuhan, tidak ada kerendahan hati, dan hanya ada kesombongan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri para pelayan Tuhan saling sikut sana-sini, saling kepahitan satu sama lain, saling menjelekkan dan menjatuhkan satu sama lain… ”oh..haleluya..” Bagi mereka yang penting Kristusnya cukup buat mereka (Christ is enough for me) tapi mereka tidak memperhatikan KARAKTER Kristus nya. Itu akan menjadi batu sandungan buat orang lain, yang seperti ini diluaran terkenal dengan ejekan munafik, seperti orang Farisi yang paham Firman Tuhan tapi tidak mau menjalankannya.
2.      Ada gereja yang memperhatikan karakter tapi mengabaikan kerohanian mereka (yang jadinya orang melihat mereka bertanya-tanya bagaimana sih kerohanian mereka, ko mereka masih percaya kaya gitu-gituan sih? Ko mereka jarang bgt baca Alkitab sih? Sebenernya Kitab suci mereka Alkitab atau yang lain sih?)
Kalo yang ini, yang penting bagi mereka adalah kelakuan baik, tunjukkan kasih Kristus pada semua orang. Betul ini sangat baik, tapi kalau tanpa pengertian yang benar tentang Firman Tuhan tetap akan menjadi batu sandungan, karena kebaikan mereka, mereka jadi toleran terhadap dosa, yang penting hubungan baik dengan orang maka larangan atau ajaran Tuhan tegas pun mereka tabrak. Saya pernah mendengar tokoh disalah satu gereja ini berbicara “bagi saya merokok itu bukan dosa, itu hanya perbuatan tidak baik saja” bahkan banyak sekali pelayan-pelayan Tuhan disini juga terang-terangan merokok. Karena terlalu baik maka mereka mentolerir banyak dosa untuk bisa berbaur baik dengan lingkungan sekitarnya.
Saya hanya melihat hanya ada 1 yang menggabungkan kedua-duanya (pendapat pribadi doang ini mah, karena saya tidak mungkin memperhatikan satu per satu, kaya kurang kerjaan aja. Hahhaa) Waw…Saya jadi inget banget, dulu sekali saya pernah membayangkan kalau mereka digabungkan pasti dasyat, gereja-gereja tersebut saling menguatkan dan saling membantu dalam kelebihan mereka masing-masing tanpa saling menyerang satu sama lain. Itu akan menjadi kekuatan besar dan memperbesar Kerajaan Allah, bukan memperbesar kerajaan sendiri-sendiri. Tubuh Tuhan tidak terpecah-pecah, harus bersatu, tidak saling egois dan merasa paling benar, karena pada kenyataannya semua pengajaran tidak aka nada yang sempurna, semua itu hanya potongan puzzle yang kalau semua itu digabungkan antara semua gereja bara akan menghasilan gambaran yang utuh,,Tubuh Kristus yang sesungguhnya. Saya berdoa semua menyadarinya dan saling merendahkan hati satu sama lain, duduk bersama-sama dalam tuntunan Roh Kudus untuk membuat semua orang menjadi muridNya, jangan lupakan amanat agung Tuhan Yesus sebelum Dia terangkat ke surga.

Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.