Selasa, 21 November 2017

Something should never change



Di Jaman ini kecanggihan teknologi semakin meningkat pesat, klo kt ga up to date maka kt akan ketinggalan jaman dan dibilang kudet. Maka jangan heran kalau digereja banyak peralatan2 canggih, dan hamba2 Tuhan pun memakai gadget yg canggih utk mendukung pelayanan mereka, tidak ada yg salah dgn itu semua. Pendidikan pun semakin canggih, dulu ga ada guru yg bawa laptop ke kelas, awal saya melihat yg seperti itu saya cm bs bengong, tp pd akhirnya saya pun memakainya dikelas, itu pun tdk masalah. Kelas2 semakin canggih, ada proyektor, AC, dsb utk keperluan dan kenyamanan murid, yaa..ok jg.  Ada yg share foto guru-murid jaman dulu : guru menerangkan di depan dan murid2nya duduk mendengarkan, lalu disebelahnya foto jaman now dgn posisi yg persis sama, banyak yg berpendapat seharusnya itu semua sudah berubah mengikuti perkembangan jaman, skrg ada beberapa sekolah sudah tidak menerapkan sistem seperti itu lg, tp mengajar sesuai dgn minat, bakat, dan kecerdasan murid. Good, saya setuju2 aja dgn itu semua, sistem pendidikan yg baru yg mengikuti perkembangan jaman dan teknologi, karena murid2 skrg lbh mahir menggunakan gadget dr pd ortu bahkan gurunya sendiri, maka kt sebagai ortu/guru jgn sampai kt kalah dan dibodohi mereka.
Jd kalau semua itu fine2 aja, sah2 aja, jd apa yg salah? Apa yg seharusnya tdk pernah berubah? Saudara/i yg pernah membaca tulisan saya ttg kesalahan2 ortu2 dlm Alkitab akan tahu jawabannya, yes The answer is : mental & character, kedisiplinan dan sopan santun itu yg sudah memudar dan hampir hilang di negeri ini karena adanya undang2 perlindungan anak (jgn salah mengerti, saya setuju dgn itu, tp itu dijadikan “senjata” bagi ortu & murid2 untuk menghindari didikan dari sekolah). Banyaknya ortu2 yg tidak mengerti ttg pentingnya arti kedisiplinan diri karena ortu2 tersebut pada waktu jaman sekolahnya ada kepahitan tersendiri terhadap guru/bahkan ortu mereka sendiri yg mendidik mereka dgn keras, sehingga skrg mereka menolak pendidikan tersebut sehingga jangan sampai anak2 mereka jd “korban” pendidikan sekolah jaman dl, tp mereka lupa kalau mereka itu skrg sukses dan mampu membiayai anak2 mereka itu karena hasil didikan karakter, mental, dan disiplin yg keras yg menjadikan mereka kuat dan tangguh dlm menghadapi berbagai macam persoalan hidup. Tp para ortu jaman now seolah2 tdk mau tahu (pokonya anak gw ga boleh susah, anak gw ga boleh lu sentuh apapun yg terjadi, udah biaya mahal ngelahirin anak malah dihajar, bla..bla..bla..) makanya jgn heran kalau anak jaman sekarang bs berlaku seenaknya di dalam kehidupan sehari2nya, dgn ortu aja berani kurang ajar apalagi kepada guru.
Saya cukup kaget karena anak2 jaman sekarang bebas bawa HP kesekolah (meskipun memang dikumpulkan) tp saat sebelum / sesudah pelajaran mereka bebas bermain game disekolah. Dikelas mereka berani tidur saat guru menerangkan pelajaran, berbicara kasar meskipun ada guru, terang2an menantang guru, terang2an ngomongin guru, membully guru, dsb, dsb, & dsb…
Sungguh sangat mengerikan anak2 jaman sekarang, mau jadi apa mereka jika kelakuan mereka seperti itu, jaman dl klo ada murid yg bodoh mungkin ada guru yg bertanya seperti itu jg “mau jadi apa anak ini kedepannya” tapi pertanyaan ini gugur karena mental & karakter yg bagus dr anak2 jaman dl yg mengatasi kebodohannya dgn cara berjuang dgn keras, karena kt tahu kepintaran bukanlah segala2nya, percuma pintar kalau tdk ada yg mau berteman dgn dia. Percuma pintar kalau korupsi, akhirnya hanya menjadi sampah masyarakat saja meskipun pintar. Nah ini anak jaman skrg karakternya kacau gini, mau jadi apa besarnya? Kalaupun pintar tapi ngawur jg sama aja boong.
Ok skrg saya akan mencoba membahas dari sudut pandang Alkitab
Dalam Alkitab, Tuhan Allah itu sangat kreatif dlm membuat mujizatNya, Dia selalu memakai metode yg berbeda2, salut dgn Raja Daud ketika dia mau berperang dia tanya Tuhan dl, ketika Tuhan suruh kejar dan perang, tp perang selanjutnya Daud msh jg nanya Tuhan, padahal perang sebelumnya sudah menang dgn cara yg frontal, klo saya jd Daud mungkin saya udah lgs hajar lg aja karena tahu Tuhan dipihak saya dan saya udah menang tadi, ya…makanya saya ga dijadikan Daud sama Tuhan, Daud bertanya dan termyata jawaban Tuhan berbeda dgn bayangan kita, Dia memyuruh Daud berputar dan menunggu tanda ( untungkan ga lgs maem hajar ).
Yesus pun dalam menyembuhkan org sakit metodenya berbeda2, karena Dia Allah yg kreatif. Pada suatu ketika ada org yg membawa org sakit, dan org2 tsb meminta pada Yesus untuk menumpangkan tangannya pada org sakit tsb supaya sembuh, tp Yesus menarik org sakit tsb menjauhi mereka. (Seorang hamba Tuhan menyampaikan pemikirannya seperti ini : Yesus menjauhi mereka karena mereka mengatur2 Tuhan utk menumpangkan tanganNya, padahal Yesus punya cara tersendiri untuk memyembuhkan org buta tersebut)
Disebutkan jg dlm Alkitab bahwa pengetahuan itu terus bertambah.
Jd metode2 dlm pendidikan, kecanggihan teknologi memang akan terus berkembang karena Allah kita adalah Allah yg kreatif, dan bagi saya tdk masalah teknik2 mengajar tdk harus guru didepan mengajar dgn murid2 duduk mendengarkan.
Tapi ada 1 hal yg tidak pernah berubah dr jaman perjanjian lama sampai ke  jaman Tuhan Yesus dan sampai skrg. Yaa…diawal sudah disebutkan tadi, kedisiplinan, ketaatan terhadap Tuhan yang menumbukan karakter & mental yang baik itu seharusnya tidak pernah berubah, didikan dan hajaran Tuhan itu yg menghasilkan org2 besar seperti Abraham, Yakub, Yusuf, dan Daud. Mereka harus mengalami padang gurun dl utk menjadiborg besar, prosesnya tdk mudah tp berhasil.
Yesus mendidik murid2nya dgn keras, dan Dia pun memberi teladan pada murid2Nya, Dia mendisiplinkan diriNya sendiri dgn banyak berdoa sblm matahari terbit. Dgn keras Dia menghardik org2 farisi. Dan sampai sekarangpun Tuhan masih mendisiplinkan kita dengan caraNya sendiri, kalau kita tidak terima maka kita akan terhempas gelombangNya, pilihan kita apakah kt mau menari diatas gelombang atau tenggelam dan terhempas didaratan kering.
Kalau ortu2 jaman skrg tdk mau mendidik dan mendisiplinkan anak nya dr awal, jgn harap anak2 mereka bs berselancar dalam ombak, karena tidak pernah diajarkan caranya menghadapi gelombang. Dan kalau dengan cara halus tidak bs didisiplinkan oleh Tuhan, jgn sampai Tuhan seret kita karena kasihNya pada kita sehingga Dia terpaksa seret kita utk menyelamatkan kt semua.

Nah skrg apa sih kelemahan pendidikan yg menerapkan kedisiplinan yg tinggi? Ya td udah disebutkan kalau banyak anak yg sakit hati dan kepahitan terhadap guru dan bahkan ortu sendiri, meskipun pendidikan tersebut berhasil menjadikan anak sukses tapi banyak luka jg yg didapat si anak, jd gmn? Ya rekonsiliasi lah, terutama ortu dengan anak, karena kalau hubungan dengan Tuhan dan ortu beres, pasti hubungan dengan sesama pun tidak akan ada masalah, saya dan teman2 seangkatan saya sempat mengalami hajaran guru dengan fisik, apakah saya dan teman2 seangkatan saya sakit hati dgn guru tersebut? Ngga tuh…karena hubungan dengan Tuhan dan ortu tidak ada masalah. Ini yg hilang pada jaman dulu, mental dan daya tahan menghadapi tekanan sih ok2 aja, jd org sukses skrg, tp hubungan dengan Tuhan dan ortu yg tdk baik itu lah yg mengacaukan semuanya, akibatnya mereka memanjakan anak karena mereka tidak mau mengalami kesakitan seperti mereka jaman dl.
Jd sebetulnya intinya itu adalah hubungan, perbaiki hubungan dgn Tuhan, perbaiki hubungan dengan keluarga, maka tdk akan ada sakit hati lg diantara keluarga dengan pendidikan yg disiplin sekalipun. Karena kebanyakan ank bermasalah yg saya temui itu berasal dr keluarga yg bermasalah, klo dilihat secara ekonomi sih mereka tidak kekurangan, bahkan banyak jg yg berkelimpahan, tp pribadi yg dihasilkan sangat mengerikan, karena setelah diselidiki intinya bukanlah ekonomi yg membuat kebahagiaan, tp relasi antar keluarga, bnyk ank yg membenci ortunya sendiri, membenci saudara2 sekandungnya, sudah jelas jika hubungan yg hrs nya paling dekat aja ga beres, gmn dgn relasi di luar keluarga? Dgn teman? Dgn guru? Pastilah berantakan jg, yg bs dekat dgn anak seperti ini ya yg sama2 nakal jg, 1 visi & misi, membully bnyk org, bahkan kalo perlu pun guru di bully sama mereka2 ini. Jadi kalau mereka merasa diterima oleh kelompoknya, itu hanyalah kebahagiaan semu, relasi palsu.
Ayo sadar saudara/i bangun hubungan dgn Tuhan, perbaiki relasi, kemudian rekonsiliasi dgn keluarga, perbaiki pendidikan karakter, back to Bible,  jgn biarkan hal2 seperti ini terulang di angkatan selanjutnya

Tuhan Yesus memberkati.