Jumat, 14 Oktober 2016

Saling tarik menarik??

Saling tarik menarik??
            Apakah kalian sadar kalau dari jaman dulu sampai sekarang masalah agama itu begitu mengerikan? Kalau pemeluk agama yang satu mencoba menarik pemeluk agama yang lain saya kira masih wajar ya, apalagi di Kristen jelas baget itu adalah perintah Tuhan Yesus sendiri menjadikan semua bangsa muridNya (muridNya loh ya!! Bukan murid gereja tertentu atau komunitas tertentu!!) Nah ini nih yang bagi saya lebih mengerikan dari pada “perang” agama yang satu dengan yang lain, yaitu perang saudara. Saudara seiman! Yang sama-sama percaya Tuhan Yesus. Yang satu menyerang yang lain, saling menjelekkan dan saling menghina. Saya pribadi pernah hanya sekedar mengingatkan bahwa sebaiknya pemeluk agama ini coba dong begini-begini karena itu mengikuti perintah ALkitab (bukan menyarankan aneh2 tapi memang itu adalah perintah Tuhan) seperti itu saja sudah membuat orang marah2, apalagi dikritik, apalagi kalau dijelekkan dan dihina. Kalau saya pribadi mau orang menghina agama saya segimanapun saya tidak akan marah, kalau saya marah saya sama aja dengan orang lain yang merasa dirinya beragama tapi ketika agamanya disinggung langsung anarkis, saya tidak akan marah karena saya tidak merasa memiliki agama tersebut, agama adalah buatan manusia, Tuhan tidak pernah menciptakan agama, Tuhan ingin semua orang mengenal Yesus. Titik!.
            Nah memang dalam perkembangannya iman kita harus dibangun dan harus mencari gereja dan komunitas yang tepat yang bisa membangun keimanan kita, tapi itu juga tidak bisa menjadikan alasan untuk memaksa orang mengikuti gereja atau komunitas kita masing-masing karena dimana kita bertumbuh belum tentu orang tersebut bisa bertumbuh disana, panggilan orang bisa berbeda-beda tergantung dimana Tuhan tempatkan mereka. Kalau Tuhan tempatkan dia digereja atau komunitas tertentu kita tidak bisa memaksa mereka untuk pindah, karena kalau demikian kita otomatis menentang kehendak Tuhan, dan kita secara tidak sadar akan mencoba menjadi Tuhan atas diri orang tersebut. Jadi kalau menurut saya pribadi sih sesama anak Tuhan ga usahlah saling tarik menarik, yang lebih penting adalah jiwa-jiwa disana yang terhilang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
            Saya memimpikan semua gereja-gereja bersatu karena tubuh Tuhan tidak terpecah-pecah, memang terlihat mustahil sih, tapi dari pada tarik menarik ga jelas dan saling menghina (namanya juga mimpi). Kalau pun memang benar-benar mustahil, saya punya mimpi lain yang standarnya dibawah mimpi saya yang pertama. Saya melihat masing-masing gereja punya kelebihan masing-masing, kenapa ga saling melengkapi dan saling merendahkan hati satu sama lain? Saling membasuh kaki satu sama lain? Saling meminta maaf satu sama lain? Bukan maksudnya semua gereja harus mengikuti kelebihan gereja yang lain, karena setiap gereja punya DNA tersendiri yang Tuhan tetapkan (masing-masing anggota punya bagian dan tugas masing-masing) tapi maksud saya belajarlah apa yang positif dari gereja lain untuk mengembangkan DNA gereja nya sendiri. Bukankah lebih baik saling belajar dari gereja lain dari pada saling menyerang? Apalagi saling tarik menarik jemaat. Ada juga pendeta-pendeta dan gereja-gereja yang sangat ketakutan jemaatnya pindah. Why?? Takut persembahannya kurang? Perpuluhannya kurang? Gereja punya siapa sih? Jemaat punya siapa sih? Semua juga punya Tuhan. Saya punya mimpi, kalau semua gereja mau saling merendahkan hati dan mau saling belajar, maka secara roh akan bersatu karena masing-masing punya kualitas dari kelebihan DNA2 semua gereja, saling melengkapi dan bersatu dalam 1 DNA 1 tubuh Kristus. Ya itu sih mimpi dan angan2 aja sih…ga tau bener ga tau salah pendapat saya ini.
            Mungkin ada pertanyaan begini: Ada beberapa gereja yang menyimpang, kan kebenaran harus diberitakan. Ya basicly saya setuju banget, makanya sebenarnya koreksi itu penting, mendengarkan pendapat itu penting, asal yang menerima itu lapang dada dan mau merendahkan hati, itulah ciri-ciri orang/gereja yang dewasa, karena orang yang tidak mau dikoreksi itu salah satu ciri kesombongan, dan kesombongan adalah akar dari segala kejahatan. Tapi kalau menurut saya sih tetap kembali ke awal, yaitu: saling belajar satu sama lain, ketika seluruh DNA menyatu maka yang tidak benar, yang salah, yang ngawur saya yakin semua akan tersingkir dengan sendirinya, bukan kita yang teriak-teriak, bukan kita yang berusaha botulin, tapi semua adalah pekerjaan Roh Kudus sendiri, kita tidak perlu menjadi Tuhan yang menghakimi gereja ini salah, gereja ini sesat, karena pada akhirnya semua akan terbongkar sendiri oleh Roh Kudus. Semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan, kenapa ada Kristen Protestan, kenapa Tuhan membiarkan itu terjadi? Ada maksud Tuhan dibalik semua itu. Tuhan bisa merubah semua keretakan itu menjadi kebaikan bagiNya, tidak sukar bagi Dia. Kenapa kekristenan berkembang sangat pesat? Sudah pasti karena adanya campur tangan Tuhan melalui Allah Roh Kudus. Gamaliel wisdom itu menjadi rhema buat saya (KPR 5: 34-39) Kita tidak tahu jalan pikiran Tuhan, pikiranNya tidak terselami, ketika kita menjadi sok tahu dari pada Tuhan dan tanpa sadar dan tanpa kita ketahui menghujat, menghina, menyerang sesuatu yang dari Tuhan apakah kita tidak merasa bersalah? Ga ngeri gitu? Kita menyerang dengan menggunakan ayat-ayat ALkitab seolah-olah kita mengerti semua tentang Alkitab (padahal baca tiap hari juga ngga, merenungkan siang dan malam juga ngga), ayat ALkitab bukan untuk menyerang sesama anak-anak Tuhan tapi untuk menyerang iblis. Seolah-olah kita ini iblis yang harus ditengking dengan ayat-ayat Alkitab dengan alasan menengking iblis yang ada dalam diri kita, introspeksi dulu apakah kita sudah benar dan tidak ada iblis dalam hati kita?

            Dari sejak jaman dahulu saya paling tidak suka berdebat, mengkritik, dan menyerang. Saya akan diam, senyum-senyum doang sambil angguk-angguk, dan selesai . Tapi kalau saya ditanya saya akan jawab, kalau berdiskusi bertukar pikiran saya mau, diberi saran mau banget apalagi sama orang yang saya rasa jauh diatas saya. Mari kita ubah cara pandang kita terhadap persitiwa ini, janganlah saling menghancurkan, tapi berdiskusilah dengan damai, lebih dari itu, saling “menyerap” semua “ilmu dan kesaktian” masing-masing agar kita bisa saling melengkapi sebagai sesama anggota Tuhan. Saya menulis ini juga untuk mengingatkan saya sendiri, karena Firman Tuhan adalah pedang bermata dua yang menusuk pendegar dan pembicara. Moga-moga impian saya menjadi kenyataan, karena kalau Katolik dan Kristen bersatu saya yakin musuh-musuh akan merasakan kengerian yang luar biasa dan kita dengan mudah meraih kemenangan atas mereka. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar