Tertawalah
Tertawa itu baik, amat sangat baik, apalagi
mentertawakan masa depan, mentertawakan kesusahan, bahkan Alkitab pun
menyarankan untuk kita berbahagia, tertawa, gembira, karena itu juga merupakan
obat yang manjur dari pada kita bersusah hati, itu hanya akan menambah masalah
dan membuat kita sakit. Tapi tahukah kalian ada sisi negative dari tertawa yang
harus kalian ketahui dan waspadai, kita sering lengah disini dan justru ini
akan menjadi salah satu senjata iblis untuk menjatuhkan kita anak-anakNya. Wah…ko
bisa? Apa aja nih contohnya supaya kita bisa menjaga diri kita sendiri dari hal
yang postif menjadi negative.
Ya sudah jelaslah:
1. Mentertawakan
Tuhan: Siapa disini yang
berani mentertawakan Tuhan? Percaya atau tidak percaya, sadar atau tidak sadar,
kita SERING mentertawakan Tuhan. Dalam artian kita sering tidak percaya pada
Tuhan kita sendiri.
A: Kamu percaya Tuhan Maha Kuasa?
B: Ya jelas lah, masa gitu aja ditanya.
A: Kamu percaya Tuhan bisa jadi manusia?
B: Huahahha….mana mungkin…???
A: Tapi kamu percaya Tuhan bisa melakukan segalanya?
B: Ya iya laaaahhh…
A: Tuhan bisa loh dating ke dunia
B: Wkwkwkwk….ada-ada aja lu bro, ya ga bisa lah…
A: Hmmm….
Ya apapun lah contoh lainnyanya, misalnya: Tuhan
bisa ko buat kamu berkelimpahan, kaya raya, huahahhaa….saya cm org miskin
begini. Tuhan bisa loh bikin orang itu bertobat, huahhahaa…org itu mah mau
digimanain juga tetep error, dsb, dsb, dsb…Tertawalah terus seperti itu. Kalian
sudah menghina Tuhan dan KebesaranNya, kalian meremehkan Tuhan dan KuasaNya,
dan itu akan menyakitkan hati Tuhan, seorang pendeta pernah menjelaskan ketika
misalnya ada seorang bapak mempunyai keahlian sirkus yang sangat hebat
misalnya, dan si bapak ini mau memperlihatkan kehebatannya dan meminta bantuan
audience, tapi misalnya anak tetangganya mengatakan bahwa dia tidak percaya
pada keahliannya dan tidak mau jadi sukarelawan, mungkin si bapak ini tidak
terlalu ambil pusing. Tapi seandainya ketika anaknya sendiri yang pastinya hampir
setiap hari melihat kehebatan ayahnya, dan hampir setiap hari melihat bapanya
berlatih mengatakan bahwa dia tidak percaya sama bapanya, itu akan menyakitkan
sekali hati bapa tersebut, karena “ko bisa anakku sendiri tidak percaya sama
bapanya sendiri”. Begitu pula dengan Tuhan kita, mungkin Tuhan juga tidak
terlalu ambil pusing ketika umat beragama lain tidak percaya Tuhan kita Yesus
Kristus, tapi akan menyakitkan hati Yesus ketika anak-anakNya sendiri tidak
percaya apa yang mampu Dia lakukan untuk anak-anakNya.
Coba sekarang mari kita lihat Kej 18: 12-15 Sara
ditegur oleh Tuhan karena mentertawakan Firman Tuhan, sehingga membuat Sara
ketakutan, dan karena itu ia menamai anaknya Ishak agar dia juga ingat bahwa
dia telah ditegur Tuhan karena mentertawakan Tuhan.
Jangan sampai kita ditegur Tuhan karena meremehkan
Dia dengan mentertawakan dia dengan tidak sopan/tidak hormat. Untung disini
Sara hanya ditegur, apalagi bapa Abraham, kalau kita baca di Kej 17:17 Tuhan
malahan sama sekali tidak menegur Abraham, tapi kalau kita membaca keseluruhan
tentang Abraham mungkin kita bisa mengerti bagaimana Abraham membayar harga
dalam mengikut Tuhan, apakah kita sanggup membayar harganya? Banyak orang tidak
seberuntung Sara apalagi Abraham, contohnya kita lihat di Lukas 1:18-22 Disini
Imam Zakharia hanya mempertanyakan Firman Tuhan dan dia menjadi bisu, saya ga tahu
apa yang terjadi jika berani mentertawakan Firman Tuhan. Yah…ga usah cari tahu
deh, yang jelas bertobat aja, jangan mempertanyakan, meragukan, apalagi
mentertawakan Firman Tuhan. Lakukan saja perintahNya maka kita akan selamat dan
berkemenangan. Amin.
2.
Mentertawakan diri sendiri: Yang saya maksudkan disini adalah ketika ada orang
yang tidak serius dengan kehidupan diri nya sendiri, selalu bermain-main dan
tidak serius dengan apapun yang dia lakukan. Kekanak-kanakan. Ketika berbuat
kesalahan bukannya bertobat malah tertawa dengan kebodohannya sendiri dan sama
sekali tidak sadar dan tetap mengulangi kesalahn yang sama, ketika ditegur dan diajar
tanggapannya hanya tertawa lagi. Menjadi pelawak yang tidak berguna dalam
kehidupannya. Mengira semuanya lucu dan mengira semuanya dianggap mainan. Hal
ini beda dengan profesi pelawak ya sodara-sodara, jagan salah mengerti. Banyak
orang berakhir hanya menjadi “pelawak” dalam kehidupannya, Mike Tyson
benar-benar hanya menjadi pelawak dalam masa sekarang kehidupannya, dia juga
mengarang buku “From zero to zero” karena banyak permainan yang tidak benar
dalam kehidupannya. Siapa lagi yang berakhir jadi pelawak dalam kehidupannya?
Kita lihat Hakim-hakim 16:25 Ternyata Simson menjadi pelawak dalam akhir
hidupnya karena mempermain-mainkan Roh Keperkasaan yang diberika Allah
kepadanya. Yang dipikirannya hanya bersenang-senang dengan mengejar
wanita-wanita cantik Filistin yang dibenci orang tuanya, dan waktu itu dia
harus membayar harganya dengan sangat mahal, dengan nyawanya sendiri. Serius
lah dengan kehidupan kita, jangan sampai kita menjadi tertawaan orang lain,
berapa banyak Alkitab menyebutkan bahwa Israel akan menjadi tertawaan
bangsa-bangsa lain, itu karena mereka tidak serius dengan Allah mereka sendiri,
bermain-main dengan Allah mereka sendiri, bukankah Tuhan sendiri berfirman
kalau kita harus melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan sendiri? Stop main-main
and be serius. Amin.
3.
Mentertawakan sesama (Pasangan hidup, ortu, saudara, teman, orang lain)
Orang bilang kalau sahabat sejati mah pasti nolongin
kita ko kalau kita jatoh, tapii…setelah diketawain dulu. Hahaha…Bener juga sih,
tapi bukan itu yang mau saya bahas. Maksud saya itu BENAR-BENAR mentertawakan
penderitaan orang lain, bukan seperti contoh yang tadi itu. Bukan hanya
tersenyum senang/tersenyum licik melihat kejatuhan orang lain, tapi yang paling
mengerikan adalah penghakiman terhadap saudara sendiri. Serasa kita adalah
Tuhan yang berhak menghakimi dan bilang “Naaahhh….tuh kaaannn..hehehhehahaha…dihukum
Tuhan tuh, rasain tuh akibatnya” Ketika orang tersebut ditertawakan,
dilecehkan, dihina, dihakimi (yang nota bene belum tentu kesalahan dia, mungkin
itu adalah ujian dari Tuhan, mungkin kejadian itu diijinkan Tuhan terjadi) dan
orang itu mengadu kepada Tuhan, berlutut kepada Tuhan, menguatkan hatinya pada
Tuhan, hati-hati….penghakiman yang kita berikan ke orang itu bisa berbalik ke
arah kita, karena pembelanya adalah Tuhan sendiri. Kita baca Ayub 12:4 dan Ayub
30:1 Disini kita tahu bahwa Ayub diijinkan Tuhan untuk mengalami kemalangan,
tapi sahabat-sahabatnya bahkan istrinya sendiri menghina dia, mentertawakan
dia, dan menghakimi dia. Apa yang Ayub lakukan? Dia teriak kepada Tuhan minta
pembelaan dari yang Maha Tinggi, karena dia tahu, percuma meminta pembelaan
dari manusia, kebanyakan manusia hanay bisa mentertawakan kemalangannya bahkan
menghakiminya, hanya pada Tuhan sajalah pembela dia yang sesungguhnya. Ketika
Tuhan mendengar teriakan Ayub apa yang terjadi pada ketiga teman-temannya? Kita
baca Ayub 42:7-10 Murka Tuhan menyala-nyala atas mereka!! Ini peringatan bagi
kita semua jangan sampai kita mentertawakan orang lain apalagi menghakiminya,
meskipun mereka jatuh karena kesalahan mereka sendiri tetap kita tidak berhak
mentertawakan mereka, APALAGI jika itu “hanya” ujian dari Tuhan, habislah kita,
“masih mending” kalau orangnya jadi murtad dan tidak lulus ujian dari Tuhan, “mungkin” kita untuk
sementara aman, tapi begitu dia lulus ujian Tuhan, berlutut dan berteriak minta
pembelaan Tuhan, mateng kita.
4.
Pengkotbah berkata bahwa semua ada musimnya,
termasuk tertawa.
Telah dijelaskan bahwa tertawa itu sangat baik, tapi
kalau setiap saat kita tertawa kita bisa dianggap gila, kita tertawa keras-keras
dipemakaman itu namanya orang error (yaa…mungkin dia mengerti kalau yang
meninggal udah bahagia di surga, jadi dia tertawa senang kali ya…), tertawa
terbahak-bahak di Rumah Sakit ketika ada orang yang mau meninggal, error juga
(yaa….sekali lagi mungkiiinnn dia mengerti kalau orang tersebut pasti
berbahagia karena sebentar lagi ketemu Tuhan Yesus)
Tuhan ingin kita berbahagia, Tuhan
senang bercanda dengan anak-anakNya, tapi Tuhan tidak pernah bermain-main
tentang kehidupan kita, Dia serius ingin menjaga kita, menyelamatkan kita.
Begitupun dengan kita semua, kita bahagia ketika kita bersekutu denganNya,
menari bersamaNya, tertawa bahagia, tapi jangan pernah kita mempermainkan Dia,
Dia tidak akan pernah bisa kita permainkan. Senangkan hatiNya selalu, buat Dia
selalu tersenyum hingga kita semua menyambut Yesus di awan-awan permai, dan
berbahagia dan tertawa dengan mempelai kita untuk selama-lamanya. Amin3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar