Rabu, 06 Juli 2016

Tertawalah

Tertawalah

            Tertawa itu baik, amat sangat baik, apalagi mentertawakan masa depan, mentertawakan kesusahan, bahkan Alkitab pun menyarankan untuk kita berbahagia, tertawa, gembira, karena itu juga merupakan obat yang manjur dari pada kita bersusah hati, itu hanya akan menambah masalah dan membuat kita sakit. Tapi tahukah kalian ada sisi negative dari tertawa yang harus kalian ketahui dan waspadai, kita sering lengah disini dan justru ini akan menjadi salah satu senjata iblis untuk menjatuhkan kita anak-anakNya. Wah…ko bisa? Apa aja nih contohnya supaya kita bisa menjaga diri kita sendiri dari hal yang postif menjadi negative.
Ya sudah jelaslah:
1.      Mentertawakan Tuhan: Siapa disini yang berani mentertawakan Tuhan? Percaya atau tidak percaya, sadar atau tidak sadar, kita SERING mentertawakan Tuhan. Dalam artian kita sering tidak percaya pada Tuhan kita sendiri.
A: Kamu percaya Tuhan Maha Kuasa?
B: Ya jelas lah, masa gitu aja ditanya.
A: Kamu percaya Tuhan bisa jadi manusia?
B: Huahahha….mana mungkin…???
A: Tapi kamu percaya Tuhan bisa melakukan segalanya?
B: Ya iya laaaahhh…
A: Tuhan bisa loh dating ke dunia
B: Wkwkwkwk….ada-ada aja lu bro, ya ga bisa lah…
A: Hmmm….
Ya apapun lah contoh lainnyanya, misalnya: Tuhan bisa ko buat kamu berkelimpahan, kaya raya, huahahhaa….saya cm org miskin begini. Tuhan bisa loh bikin orang itu bertobat, huahhahaa…org itu mah mau digimanain juga tetep error, dsb, dsb, dsb…Tertawalah terus seperti itu. Kalian sudah menghina Tuhan dan KebesaranNya, kalian meremehkan Tuhan dan KuasaNya, dan itu akan menyakitkan hati Tuhan, seorang pendeta pernah menjelaskan ketika misalnya ada seorang bapak mempunyai keahlian sirkus yang sangat hebat misalnya, dan si bapak ini mau memperlihatkan kehebatannya dan meminta bantuan audience, tapi misalnya anak tetangganya mengatakan bahwa dia tidak percaya pada keahliannya dan tidak mau jadi sukarelawan, mungkin si bapak ini tidak terlalu ambil pusing. Tapi seandainya ketika anaknya sendiri yang pastinya hampir setiap hari melihat kehebatan ayahnya, dan hampir setiap hari melihat bapanya berlatih mengatakan bahwa dia tidak percaya sama bapanya, itu akan menyakitkan sekali hati bapa tersebut, karena “ko bisa anakku sendiri tidak percaya sama bapanya sendiri”. Begitu pula dengan Tuhan kita, mungkin Tuhan juga tidak terlalu ambil pusing ketika umat beragama lain tidak percaya Tuhan kita Yesus Kristus, tapi akan menyakitkan hati Yesus ketika anak-anakNya sendiri tidak percaya apa yang mampu Dia lakukan untuk anak-anakNya.  
Coba sekarang mari kita lihat Kej 18: 12-15 Sara ditegur oleh Tuhan karena mentertawakan Firman Tuhan, sehingga membuat Sara ketakutan, dan karena itu ia menamai anaknya Ishak agar dia juga ingat bahwa dia telah ditegur Tuhan karena mentertawakan Tuhan.
Jangan sampai kita ditegur Tuhan karena meremehkan Dia dengan mentertawakan dia dengan tidak sopan/tidak hormat. Untung disini Sara hanya ditegur, apalagi bapa Abraham, kalau kita baca di Kej 17:17 Tuhan malahan sama sekali tidak menegur Abraham, tapi kalau kita membaca keseluruhan tentang Abraham mungkin kita bisa mengerti bagaimana Abraham membayar harga dalam mengikut Tuhan, apakah kita sanggup membayar harganya? Banyak orang tidak seberuntung Sara apalagi Abraham, contohnya kita lihat di Lukas 1:18-22 Disini Imam Zakharia hanya mempertanyakan Firman Tuhan dan dia menjadi bisu, saya ga tahu apa yang terjadi jika berani mentertawakan Firman Tuhan. Yah…ga usah cari tahu deh, yang jelas bertobat aja, jangan mempertanyakan, meragukan, apalagi mentertawakan Firman Tuhan. Lakukan saja perintahNya maka kita akan selamat dan berkemenangan. Amin.

2.      Mentertawakan diri sendiri: Yang saya maksudkan disini adalah ketika ada orang yang tidak serius dengan kehidupan diri nya sendiri, selalu bermain-main dan tidak serius dengan apapun yang dia lakukan. Kekanak-kanakan. Ketika berbuat kesalahan bukannya bertobat malah tertawa dengan kebodohannya sendiri dan sama sekali tidak sadar dan tetap mengulangi kesalahn yang sama, ketika ditegur dan diajar tanggapannya hanya tertawa lagi. Menjadi pelawak yang tidak berguna dalam kehidupannya. Mengira semuanya lucu dan mengira semuanya dianggap mainan. Hal ini beda dengan profesi pelawak ya sodara-sodara, jagan salah mengerti. Banyak orang berakhir hanya menjadi “pelawak” dalam kehidupannya, Mike Tyson benar-benar hanya menjadi pelawak dalam masa sekarang kehidupannya, dia juga mengarang buku “From zero to zero” karena banyak permainan yang tidak benar dalam kehidupannya. Siapa lagi yang berakhir jadi pelawak dalam kehidupannya? Kita lihat Hakim-hakim 16:25 Ternyata Simson menjadi pelawak dalam akhir hidupnya karena mempermain-mainkan Roh Keperkasaan yang diberika Allah kepadanya. Yang dipikirannya hanya bersenang-senang dengan mengejar wanita-wanita cantik Filistin yang dibenci orang tuanya, dan waktu itu dia harus membayar harganya dengan sangat mahal, dengan nyawanya sendiri. Serius lah dengan kehidupan kita, jangan sampai kita menjadi tertawaan orang lain, berapa banyak Alkitab menyebutkan bahwa Israel akan menjadi tertawaan bangsa-bangsa lain, itu karena mereka tidak serius dengan Allah mereka sendiri, bermain-main dengan Allah mereka sendiri, bukankah Tuhan sendiri berfirman kalau kita harus melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan sendiri? Stop main-main and be serius.  Amin.

3.      Mentertawakan sesama (Pasangan hidup, ortu, saudara, teman, orang lain)
Orang bilang kalau sahabat sejati mah pasti nolongin kita ko kalau kita jatoh, tapii…setelah diketawain dulu. Hahaha…Bener juga sih, tapi bukan itu yang mau saya bahas. Maksud saya itu BENAR-BENAR mentertawakan penderitaan orang lain, bukan seperti contoh yang tadi itu. Bukan hanya tersenyum senang/tersenyum licik melihat kejatuhan orang lain, tapi yang paling mengerikan adalah penghakiman terhadap saudara sendiri. Serasa kita adalah Tuhan yang berhak menghakimi dan bilang “Naaahhh….tuh kaaannn..hehehhehahaha…dihukum Tuhan tuh, rasain tuh akibatnya” Ketika orang tersebut ditertawakan, dilecehkan, dihina, dihakimi (yang nota bene belum tentu kesalahan dia, mungkin itu adalah ujian dari Tuhan, mungkin kejadian itu diijinkan Tuhan terjadi) dan orang itu mengadu kepada Tuhan, berlutut kepada Tuhan, menguatkan hatinya pada Tuhan, hati-hati….penghakiman yang kita berikan ke orang itu bisa berbalik ke arah kita, karena pembelanya adalah Tuhan sendiri. Kita baca Ayub 12:4 dan Ayub 30:1 Disini kita tahu bahwa Ayub diijinkan Tuhan untuk mengalami kemalangan, tapi sahabat-sahabatnya bahkan istrinya sendiri menghina dia, mentertawakan dia, dan menghakimi dia. Apa yang Ayub lakukan? Dia teriak kepada Tuhan minta pembelaan dari yang Maha Tinggi, karena dia tahu, percuma meminta pembelaan dari manusia, kebanyakan manusia hanay bisa mentertawakan kemalangannya bahkan menghakiminya, hanya pada Tuhan sajalah pembela dia yang sesungguhnya. Ketika Tuhan mendengar teriakan Ayub apa yang terjadi pada ketiga teman-temannya? Kita baca Ayub 42:7-10 Murka Tuhan menyala-nyala atas mereka!! Ini peringatan bagi kita semua jangan sampai kita mentertawakan orang lain apalagi menghakiminya, meskipun mereka jatuh karena kesalahan mereka sendiri tetap kita tidak berhak mentertawakan mereka, APALAGI jika itu “hanya” ujian dari Tuhan, habislah kita, “masih mending” kalau orangnya jadi murtad dan tidak  lulus ujian dari Tuhan, “mungkin” kita untuk sementara aman, tapi begitu dia lulus ujian Tuhan, berlutut dan berteriak minta pembelaan Tuhan, mateng kita.

4.      Pengkotbah berkata bahwa semua ada musimnya, termasuk tertawa.
Telah dijelaskan bahwa tertawa itu sangat baik, tapi kalau setiap saat kita tertawa kita bisa dianggap gila, kita tertawa keras-keras dipemakaman itu namanya orang error (yaa…mungkin dia mengerti kalau yang meninggal udah bahagia di surga, jadi dia tertawa senang kali ya…), tertawa terbahak-bahak di Rumah Sakit ketika ada orang yang mau meninggal, error juga (yaa….sekali lagi mungkiiinnn dia mengerti kalau orang tersebut pasti berbahagia karena sebentar lagi ketemu Tuhan Yesus)


            Tuhan ingin kita berbahagia, Tuhan senang bercanda dengan anak-anakNya, tapi Tuhan tidak pernah bermain-main tentang kehidupan kita, Dia serius ingin menjaga kita, menyelamatkan kita. Begitupun dengan kita semua, kita bahagia ketika kita bersekutu denganNya, menari bersamaNya, tertawa bahagia, tapi jangan pernah kita mempermainkan Dia, Dia tidak akan pernah bisa kita permainkan. Senangkan hatiNya selalu, buat Dia selalu tersenyum hingga kita semua menyambut Yesus di awan-awan permai, dan berbahagia dan tertawa dengan mempelai kita untuk selama-lamanya. Amin3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar